E_2091 said:
menyesuaikan keadaan om..
di tank om kan udah pake zeobac-start..biopellet kerjanya ya kagak gini, dan kenyataannya saat ini ada ekses nitrat..artinya ada yang ga balance N-P di tank om..entah pasokannya(jumlah N jauh lebih tinggi dari jumlah P) ato exportnya(export N tidak secepat P)
bakteri buang N-P modelnya balance(10:1 ppm)
macroalga buang N-P juga dengan model yang balance (16:1ppm)
walo keliatannya jarang sekali ada exses di nitrat..perasaan baca2 selama ini exses selalu P, karena inputnya bisa darimana aja, sedang input N biasa cuma makanan ikan..
Kalau PO4 sepertinya teratasi dengan baik oleh Rowaphos.
Kelebihan NO3 ini yang kagak tahu apa sebabnya karena selama 2 tahun pertama dalam kondisi undetectable. Apakah penambahan ikan yang hanya 3 ekor bisa menyebabkan hal ini :?:
Terima kasih Mas Eko.
syanti said:
Kayaknya ga akan terjadi seperti itu Pak..Ini Proses kimianya :
Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak.
Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur dioksida:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan katalis vanadium(V) oksida:
2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3 → H2S2O7 (l)
H2S2O7 (l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)
Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(l)
Sebelum tahun 1900, kebanyakan asam sulfat diproduksi dengan proses bilik.
Sebetulnya kalau pakai Sulfur Denitrator rencananya output akan dimasukkan ke Ruang Sump 1, sehingga akan melalui skimmer terlebih dahulu sebelum kembali ke sistim akuarium.
Terima kasih infonya Mas David.
wahyu_pb said:
Pak Rimbu, apakah DSB selalu exist selama ini di tank bapak?? Karena kalau saya bila Nitrat gak turun2 saya ganti media DSB dan selalu solve. Ini hanya pemikiran saya cmiiw (Correct Me If I'm Wrong)., Dan coba sekali2 cek untuk kadar copper di tank pak rimbu. bila terdeteksi kemungkinan berasal dari NSW atau dari chiller.
Untuk Sulfur atau NP Bio pellet. Kalau saya prever Bio Pellet pak (Low maintenance dan gak perlu cek drip lagi) dan salah satu source carbon yg lumayan bagus.
DSB dari awal sampai sekarang belum pernah dibongkar. Membongkar dan mengganti Media DSB sepertinya akan menimbulkan masalah karena khawatir selama masa recycling akan timbul amonia dan nitrit lagi.
Rencananya kalau sudah pakai NP Biopelet dan sudah jalan baik maka DSB mau dibongkar saja dan Refugia hanya pakai Shalow Sand Bed, Liverock dan Macro Algae saja.
Copper belum pernah di test. Apa ada yang jual Test Kit Copper di Indonesia :?:
Terima kasih Pak Wahyu.
syanti said:
kekurangannya paling terbentuk gas H2S mas...Supaya ga terbentuk H2S makanya di drip ( posisi tetesan di udara/ bukan di celup )
Memang [SO4] 2- mudah larut air,tapi kalau sampai terbentuk dari S melalui proses biologi (bakteri) mengacu pada dasar teori randy.. :?:
Use a sulfur denitrator. In these systems, bacteria use elemental sulfur and produce N2 from it and nitrate according the following equation (or something similar):
2 H2O + 5 S + 6 NO3- Ã 3 N2 + 5 SO4-- + 4 H+
E_2091 said:
it d reaksi kimiany sisi kanan ada so4 pak david? Apa so4 ini tidak terakumulasi?
syanti said:
iya kalau lihat dasar teori randy reaksinya akan terbentuk [SO4]2-,kalau menurut literatur anion sulfat terbentuk secara alami..
anion Sulfat dalam air tidak boleh melampaui 200ppm,buat manusia bisa diare..anion Sulfat yg berikatan dengan hidrogen membentuk asam sulfat dan anion sulfat yang berikatan dengan logam akali akan membentuk garam sulfat,ini terjadi di danau dan sungai..
Kalau di laut yang terjadi adalah reduksi anion sulfat menjadi hidrogen sulfida pada kondisi anaerob,ini terjadi di dasar laut... :mrgreen: :mrgreen:
E_2091 said:
trus kalo ga dalam kondisi anaerob so4 ini akan jadi apa? so4 sendiri salah satu major ion di air laut, berarti ya harusnya bisa dong terakumulasi walo efeknya mungkin tidak signifikan dengan ganti air rutin, ya karena emang so4 pada dasarnya banyak..
syanti said:
iya betul...solusinya rutin ganti air...
Apa berarti kalau ada DSB maka reduksi Sulfat juga akan terjadi :?:
Sepertinya memang solusi untuk mengatasi akumulasi Sulfat adalah dengan melakukan penggantian air secara rutin. tetapi akan tetap terjadi akumulasi walaupun lebih lambat.
Terima kasih Mas David jagonya kimia dan Mas Eko jagonya microbiologi.
Bagaimana dengan ide mengaplikasikan NP Biopelet dan setelah jalan baik dilakukan pembongkaran DSB :?:
Tolong kasih pendapat teman-teman.
Salam:
Rimbu.